Friday, April 1, 2011

Menurunkan Kecepatan Memory



Meningkatkan speed memory pada BX board dengan menurunkan Speed RAS to CAS
Latency memory yang umum sekarang digunakan pada memory adalah berkecepatan latency 2. Dengan munculnya kecepatan memory pada PC133 umumnya memory dipasarkan sudah dalam disain Latency 2. Bila dahulu memory -10 kebanyakan memiliki Latency 3 dan -8 dengan Latency 2, pada generasi memory sekarang sudah didisain pada Latency 2 dengan kecepatan maksimum pada PC133 -75.
Praktisnya Latency sebenarnya adalah delay dari kecepatan sebuah memory sewaktu mentranfer data ke CPU. Latency 2 menandakan memory berkecepatan lebih tinggi yang responnya lebih cepat serta tranfer rate yang lebih besar. Umumnya memory dengan Latency 2 bermutu lebih baik dibandingkan dengan Latency 3. Kendala pada kecepatan memory adalah salah satu hambatan dalam meng-overclock processor, kecepatan maksimal pada memory sangat dibutuhkan untuk pengujian processor pada bus tinggi, dan kendala dalam pengujian kecepatan maksimal memory menjadi batas kecepatan maksimal processor sewaktu pengujian overclock. Bagaimana menyiasatkan memory agar dapat mengejar kecepatan processor. Latency sebuah memory sebenarnya dapat diperlambat untuk mengurangi atau menghambat kecepatan maksimal memory itu sendiri sebelum mencapai top speed atau kecepatan batas maksimum. Dengan mensetup kecepatan delay RAS to CAS dan Precharge time akan membuat memory bekerja tidak semaksimal yang diinginkan processor.
Setting ini akan membuat tranfer rate memory sedikit lebih lambat dan bekerja tidak semaksimal dengan default setting BIOS. Hasilnya dengan setting merubah delay time atau memperlambat memory akan membuat kecepatan processor dapat mencapai maksimal sewaktu pengujian overclock.
Gambar kiri adalah setting untuk kecepatan default memory, dan kanan adalah setting memory yang di set diperlambat.
Setting diatas ini dapat memperlambat kecepatan memory dan menurunkan tranfer rate memory dari dan ke processor. Pada pengujian dengan SOYO BA6+IV setting ini dapat meningkatkan kecepatan memory 4MHz. Berikut report dari SisoftSandra 2000 atas memory yang disetting dari BIOS memory pada Siemens -7 ( 2 X 64MB) dan processor Pentium III 550E coopermine yang dioverclock mencapai 150MHz. (825MHz)

Setting pada BIOS untuk memory
RAS to CAS
3
3
2
Precharge Time
3
3
2
Latency Time
3
2
2
FSB : MHz
Perubahan Kecepatan Troughput
100 MHz
247
259
300
105 MHz
253
266
325
110 MHz
274
294
337
115 MHz
285
297
340
120 MHz
296
306
355
124 MHz
306
315
365
133 MHz
329
339
396
140 MHz
348
358
415
144 MHz
358
369
425
150 MHz
372
383
442
Dengan setting 2-2-2, 100MHz dimulai dengan 300MB/sec dan 150MHz mencapai 450MB/sec. Memory PC100 Siemens dipaksa bekerja 150% dari standard disain dan akan bekerja tidak stabil.. Dengan Setting 3-3-2 atau 2-2-2 tranfer rate dimulai dari 250MB/sec dan peak dicapai dibawah 400MB/sec.


Yang perlu diingat adalah, setting pada Latency Time untuk memory belum tentu bekerja pada sebuah motherboard. Beberapa motherboard sudah mengunakan teknology SPD yang dapat mengatur sendiri kecepatan memory sendiri. Juga perubahan kecepatan Latency memory belum tentu dapat bekerja pada sebuah BIOS atau motherboard tertentu. Demikian juga dengan menurunkan RAS to CAS dan Precharge Time-nya yang masing-masing memiliki efek yang berbeda.
Kerugian dengan memperlambat memory
Keuntungan pada menyeting kecepatan memory sebenarnya untuk memperlambat atau men-delay kecepatan memory dalam kecepatan tranfer sehingga tranfer rate menurun dan meningkatkan pemakaian BUS yang lebih besar. Dengan memperlambat kecepatan tranfer dibawah standard kecepatan memory maka akan membuat memory dapat bekerja pada BUS yang lebih tinggi dan masih dapat menangani tranfer ke processor. Karena pada kecepatan BUS processor yang semakin tinggi (dioverclock), maka kecepatan tranfer rate yang diperlukan dari processor ke memory juga akan meningkat.
Tetapi disamping keuntungan terdapat efek kerugiannya. Dengan memperlambat memory, computer juga akan dibuat lebih lambat. Kelambatan ini terjadi pada aplikasi yang memerlukan swap atau simultan melakukan tranfer dari dan ke memory. Memory yang memiliki tranfer yang lambat juga akan lebih lama melakukan tranfer data dari memory dan ke processor. Computer memang akan terlihat sedikit lebih lambat dalam menampilkan data walaupun kecepatan processor sudah dianggap memadai.
Teknologi dalam memperlambat kecepatan memory sebenarnya juga sudah diterapkan dalam VIA chipset. Pada motherboard yang mengunakan Chipset VIA, setting memory malah dapat disetting pada beberapa alternatif FSB processor. Pada VIA chipset, memory PC100 (100MHz) masih dapat digunakan pada processor berkecepatan 133MHz. Atau memory PC133 malah dapat membuat penampilan processor dengan FSB 100MHz lebih terlihat ngebut dibandingkan dengan pemakaian memory PC100. Option ini sementara masih dimiliki pada Chipset VIA..
Baik buruknya memperlambat memory tentunya tergantung pemakaian apa yang akan dilakukan. Sekarang tinggal tergantung si pemakai, apakah akan meng-geber processor sekencang mungkin dengan menurunkan kecepatan tranfer memory, atau membiarkan memory bekerja secara standar dengan kecepatan maksimal tetapi kecepatan processor yang lebih lambat.

No comments:

Post a Comment