PENETRASI pasar lewat ponsel walkman memang jurus pamungkasnya Sony Ericsson dengan fokus segmen ke kelas menengah. Setelah meluncurkan Zylo pada Kuartal II 2010 vendor ini juga merilis Spiro.
Rancangan desain keduanya memang memiliki kesamaan yaitu bentuk tanpa sudut (human curvature) yang kini sudah konsisten di dalam portofolio Sony Ericsson yang dirancang ergonomis dalam genggaman tangan. Desain yang cantik ini membuat Spiro bisa up to date setiap saat. Keypadnya yang ergonomis yang membuat ponsel ini menjadi mudah digunakan.
Seperti halnya Zylo, Spiro juga mampu memutar lagu untuk menjadikan komunikasi menyenangkan. Aktivitas mendengarkan musik ini juga bisa dilakukan ketika si pengguna mengakses Facebook dan Twitter, baik melakukan update hingga chatt. Dan, akses ke jejaring sosial bisa dilakukan hanya dengan satu sentuhan.
Kemampuan di fitur musik ini masih ditambah dengan adanya TrackID. Dengan fasilitas ini pengguna bisa mencari nama artis dan track yang lagunya sedang didengarkan database internet. Pusat data TrackID terdiri lebih dari 129 juta data track dan artis. Hanya dengan menekan tombol, konsumen dapat mengakses secara instan TrackID. Dengan adanya pusat data ini, mereka yang menyukai lagu memiliki banyak pilihan.
Anda juga bisa memanfaatkan PlayNow seperti lazimnya ponsel Sony Ericsson lain. Fungsinya untuk belanja musik online. Pengguna Spiro juga bisa melakukan sharing foto ke Flickr dan Picasa hingga upload video via Youtube.
Kelabui Lawan Bicara
Spiro juga bisa mengubah suara Anda dan melahirkan suara-suara tertentu bila Anda ingin mengecoh lawan bicara. Ketika ia menelepon Anda, seolah-olah bisa dikira seperti sedang bekerja di ruangan terbuka, bahkan dalam restoran sekalipun (fake ambient sounds).
Sayangnya fitur kamera hanya 2 megapiksel dan membuatnya sedikit tertinggal dengan ponsel-ponsel anyar di kelasnya. Bandingkan dengan kakaknya Zylo yang dibekali kamera 3,2 megapiksel. Selain itu Spiro hanya mendukung teknologi jaringan berbasis GPRS/EDGE. Ponsel slider ini didukung layar TFT berdiameter 2.2 inci dengan kedalaman 262 ribu warna, 240 x 320 piksel. Layar ini masih cukup memadai untuk menikmati foto, gambar atau video di ponsel.
Spiro juga dilengkapi 3,5 mm audio jack, bluetoth stereo, slot microSD yang bisa diekspan hingga 16GB. Hal ini untuk menutupi kelemahan memori internalnya yang hanya 5MB. Bandingkan juga dengan Zylo yang punya memori internal 260MB. Barangkali untuk mereka yang suka koleksi lagu, dipersilakan menyimpan di memori eksternal.
Boleh jadi, Sony Ericsson Spiro ini disediakan buat pilihan kedua bagi konsumen yang ingin ponsel seperti Zylo tetapi dengan harga lebih murah. Ponsel yang akan dipasarkan pada Kuartal III 2010 dalam warna hitam, pink, dan hijau. Spiro bisa jadi alternatif bagi pasar Indonesia yang terus menerus dibom ponsel qwerty.
No comments:
Post a Comment