pesaing serius iPad.
Siapa tidak ngiler melihat kesuksesan iPad. Orang ngantri membeli, peluncuran di beberapa negara ditunda gara-gara kehabisan stok, dan telah terjual 4,5 juta selama 3 bulan penjualannya. Tidak heran jika kini bermunculan produk sejenis seperti Dell Streak dan Blackberry Playbook. Namun ada satu produk yang siap beredar di pasaran Indonesia dan telah telah ada di genggaman kami, yaitu Samsung Galaxy Tab.
Samsung Galaxy Tab sejatinya bukanlah tablet pertama yang muncul setelah iPad. Jika Anda ingat, di InfoKomputer edisi Agustus lalu kami telah membahas Huawei Smakit S7. Namun Smakit S7 kabarnya baru akan rilis akhir tahun nanti, sementara Galaxy Tab akan hadir di pasaran mulai akhir Oktober.
Sebagai perkenalan, Samsung Galaxy Tab adalah sebuah tablet dengan ukuran layar 7 inci. Layar tersebut memiliki resolusi 1024×600 pixel, sehingga lebih kecil dibanding iPad (1024×800 pixel). Namun berhubung layar iPad berukuran 9,7 inci, Galaxy Tab memiliki pixel-per-inch lebih banyak.
Sebenarnya, menyebutnya sebagai tablet kurang tepat karena Galaxy Tab juga memiliki fungsi telepon berbasis GSM. Fasilitas tersebut didukung koneksi data 3,5G, WiFi, dan Bluetooth. Di sisi penyimpanan data, Galaxy Tab dilengkapi dengan memori internal 12GB. Jika masih kurang, Tab menyediakan slot kartu memori microSD dengan kapasitas maksimal 32GB. Sedangkan untuk sistem operasi, Galaxy Tab menggunakan Android versi 2.1.
InfoKomputer cukup beruntung mendapatkan Galaxy Tab beberapa hari sebelum peluncuran perdananya di Indonesia. Kami masih menelisik lebih dalam kemampuan perangkat ini, namun berikut ini adalah beberapa kesan pertama terhadap Galaxy Tab
Berikut ini adalah beberapa kesan pertama terhadap Galaxy Tab.
Multimedia.
Samsung Galaxy Tab bisa menjadi pusat hiburan yang menyenangkan selama perjalanan. Pasalnya, semua format video yang kami masukkan ke perangkat ini bisa diputar dengan sempurna, mulai dari MKV, AVI, sampai FLV yang digunakan YouTube itu. Bahkan, Tab bisa memutar sebuah film dalam format Full-HD dengan sempurna. Layar Galaxy Tab—meski hanya menggunakan LCD berteknologi TFT—juga cukup bagus untuk menampilkan video. Speaker Tab sendiri kurang istimewa, namun selama Anda membawa earphone, Galaxy Tab tidak akan membuat Anda mati gaya.
Aliran Lembut.
Kami telah beberapa kali mencoba smartphone berbasis Android, dan salah satu yang agak mengganjal adalah pergerakan layar yang seret dan tidak semulus iPhone atau iPad. Awalnya, kami pun mengira Galaxy Tab akan menghadapi masalah serupa, apalagi dengan ukuran layarnya yang besar. Namun dugaan kami ternyata salah. Pergerakan Galaxy Tab terlihat mulus, lancar, dan menyenangkan. Responsitifitas layarnya juga bagus, terlihat dari ketukan jari kami yang hampir semua terdeteksi. Jika dibandingkan, Galaxy Tab memang belum sebaik iPad, namun perbedaannya tidaklah jauh.
Kamera.
Inilah fasilitas yang tidak dimiliki iPad, yaitu kamera. Tidak cuma satu, melainkan dua. Kamera di bagian belakang memiliki resolusi 3MP, sementara kamera di sisi depan resolusinya 1,3MP. Kualitas kameranya cukup bagus, termasuk ketika digunakan di dalam ruangan. Jika terpaksa memotret di kondisi rendah cahaya, Tab menyediakan lampu flash.
Sayangnya, tidak semua hal menyenangkan kami….
Yang Menyebalkan
Sayangnya, tidak semua hal menyenangkan kami. Berikut adalah beberapa kekurangan dari Galaxy Tab.
Kemana Tombolnya? Entah mengapa, Galaxy Tab tidak memiliki tombol atau saklar khusus untuk menonaktifkan accelerometer. Sekadar mengingatkan, accelerometer adalah komponen yang mendeteksi posisi perangkat dan mengatur orientasi layar—apakah portrait atau landscape. Di Galaxy Tab ini, fungsi tersebut sama sekali tidak bisa dinonaktifkan, baik secara software maupun hardware. Alhasil, sering kali orientasi layar berubah di luar kehendak kami. Hal tersebut membuat beberapa skenario penggunaan (seperti membaca sambil tiduran) menjadi menyebalkan karena layar terus-menerus berputar.
Dianggap Mobile. Ketika kami gunakan menjelajah internet, Galaxy Tab selalu dihitung sebagai perangkat mobile. Jadi ketika menjelajah situs InfoKomputer, Detik, maupun Kompas, kami selalu dibawa ke versi mobile dari situs-situs tersebut. Kami telah menggunakan browser terbaik di Android saat ini, yaitu Dolphin HD, namun masalah tersebut tetap terjadi. Sekadar perbandingan, iPad selalu membawa kita ke situs versi desktop.
Meski memiliki beberapa kekurangan, mengapa kami tetap berpikir Galaxy Tab adalah perangkat yang sangat menggoda?
Kesimpulan Awal
Meski baru menjajalnya beberapa hari, kami cukup terkesan dengan kemampuan Samsung Galaxy Tab. Dari sisi user experience—yang menurut kami vital untuk bisa bersaing dengan iPad—Galaxy Tab mampu tampil memuaskan. Antarmukanya terkesan modern, yang didukung pergerakan layar yang mulus dan layar yang terang. Ukurannya yang (relatif) mungil juga memudahkan kami memegangnya dengan satu tangan. Secara fasilitas, Galaxy Tab juga tampil lebih komplit dibanding iPad, seperti keberadaan kamera dan slot memori eksternal.
Dengan semua kelebihan tersebut, ada banyak kegiatan yang bisa kami pikirkan dengan menggunakan Tab. Salah satunya adalah menonton film, mengingat seluruh format populer bisa dimainkan perangkat ini. Tab juga cocok digunakan sebagai media baca digital, apalagi jika Samsung dapat menggandeng penerbit buku, koran, dan majalah lokal Indonesia. Perangkat ini juga cocok digunakan sebagai alat untuk browsing internet, meski kami mengharapkan adanya upgrade software agar Tab selalu masuk ke situs versi desktop.
Sampai saat ini kami belum mendapat harga resmi dari Galaxy Tab, sehingga belum dapat memperkirakan masa depannya di pasar Indonesia. Satu yang pasti, kami masih terus mengulik perangkat ini secara mendalam, yang ulasan lengkapnya bisa Anda simak di InfoKomputer edisi November nanti. Jadi, jangan lewatkan.
No comments:
Post a Comment